KUNCI JAWABAN:
KAIDAH KEBAHASAAN CERPEN
1. Kaidah kebahasaan dari cerpen Waktu yang Berharga.
a. Penggunaan kata sifat : Artinya para tokoh dalam cerpen dideskripsikan oleh pengarang berupa kepribadiannya maupun penampilan fisiknya dengan memakai kata sifat: gagah, putih, tinggi.
Pada cerpen waktu yang berharga ditemukan pada kalimat sebagai berikut:
- Sebentar lagi aku akan melihat kembali gagahnya tubuhmu, raut wajahmu yang tegas, suaramu yang berat, Ayah!
- Sebentar lagi aku akan melihat kembali senyum ramah, mendengar suara merdu Ibu.
b. Penggunaan Kata Keterangan : yaitu pengarang menggunakan kata keterangan untuk mendeskripsikan latar, baik itu latar tempat atau waktu. Contohnya sebagai berikut: Kebun Teh yang hijau, malam hari yang gelap.
Pada cerpen waktu yang berharga ditemukan pada yaitu:
- Tak kuhiraukan rasa hawa dingin yang merusup ke tulang.
- Sembari berbagi kehangatan kala hujan dengan orang tuaku di kampung halaman.
c. Penggunaan Kalimat Langsung dan Tidak Langsung: artinya pengarang menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung dalam cerpen untuk membangun percakapan dalam cerpen.
Contoh cerpen waktu yang berharga yaitu:
- "Nak, pulanglah, Nak, apa kamu tidak rindu pada Ibumu ini?" tanya Ibunya Bagus.
- "Tidakkah kau rindu pada Ayahmu?" tanya Ibunya Bagus.
d. Gaya Bahasa
ialah kaidah kebahasaan cerpen pengarang menggunakan majas atau peribahasa untuk memperkaya keindahan cerita, sering yang bersifat konotasi. Misalnya: Mulut terminal, bajing loncat, pucuk langit.
Contoh dalam cerpen waktu yang berharga:
- Ku tatap nanar : artinya menatap kosong, menatap pusing, atau oleng.
- Membunuh jarak antara diriku dengan Ayah, artinya mendekatkan.
e. Bahasa Tidak Baku
Kaidah kebahasaan cerpen ini adalah pengarang memakai bahasa tidak baku atau tidak formal atau tidak resmi, supaya pembaca lebih akrab dengan cerpen yang dibacanya.
Contoh dalam cerpen waktu yang berharga:
- Tapi egoku ini: harus tetapi keegoisanku.
- Pada Ayahmu: harusnya kepada Ayahmu.
- Aku sangkal: harusnya aku menyangka.
KALIMAT EKSPRESIF
Makna emotif dalam kalimat "Wajahnya Keras dan Beku Seperti Dinding Batu". ia berkata " Aku Ikut" adalah keinginan hati untuk ikut, tetapi dalam keterpaksaan. contohnya seorang anak yang lagi malas keluar rumah, malas gerak (mager) kepingin dirumah saja karena hujan atau karena lagi asik bermain tetapi dengan sangat terpaksa harus ikut maminya kepasar karena mungkin takut rampok, culik, atau hantu. jadi mau gak mau si anak bernama doni, tapi disisi lain ada keengganan juga karena hujan dan malas gerak, tapi keinginan ikut sangat kuat.
2. Untuk menyatakan diam yang lebih ekspresif adalah ia diam tidak bergerak dan membantu dengan kekehnya gak mau bergerak tak mau geser sekalipun secara majas bandel, tambeng.
3. Mulutnya tiba-tiba rasa terkunci. maksud kalimat ini adalah seseorang sudah tidak bisa berkata-kata lagi (speechless) tidak bisa bicara lagi, diam seribu bahasa karena sesuatu. secara majas bisa terpesona, ngambek, atau rahasia.
4. Ada seseorang baru saja kehilangan mata pencahariannya, ia tidak mampu berbuat apa-apa, beban dan kesusahan terbayang di depan mata, reaksi orang itu : ia tertawa yang membungkus tangis, maksud kalimat yang tercetak miring adalah artinya beliau menutupi kesedihannya dengan tertawa atau menyembunyikan kesedihannya atau dia berpura-pura bahagia di depan orang, padahal dalam hatinya sedih. supaya orang tidak tahu kalau dia sedang sedih, seperti halnya orang yang sedang menangis dibawah hujan deras supaya orang tidak tahu kalau dia sedang menangis karena mungkin dia tidak mau merepotkan orang lain ikut memikirkan kesedihannya. secara majas: pura-pura bahagia.
5. Ia sudah jauh dari rumah. keterasingan tiba-tiba menggigit dirinya. artinya perasaan seseorang yang kesepian karena jauh dari keluarganya.
6. Kulayangkan pandangku ke gugusan tanah gunung yang teriris oleh kolom. kata teriris mirip dengan kata terbelah dalam kalimat "Cintaku terbelah dua karena kebohongan dan pengkhianatanmu.
7. Aku telah menghabiskan waktu satu jam yang terakhir itu dengan kecemasan serta kegelisahan. Artinya menyesal membuang waktu dengan membuat hal yang tidak berguna, malah merugikan.
8. Matahari menancap tinggi di langit, udara gerah. Artinya sudah jam 12 siang sangat panas, matahari tepat diatas kepala kita yaitu adanya jam 12 siang saat udara panas sekali dan cuaca. kalau majas: kamu menyakitkan, teramat.
9. Bahagia seperti ini terlalu besar, dadanya sesak. artinya jangan terlalu bahagia karena sedang ada masalah atau derita.
10. Matahari telah terbenam. Onggokan-onggokan jingga di langit barat membawa malam. artinya menggambarkan satuan waktu, petang, malam, sore menjelang malam. secara majas waktu berlalu dengan bahagia seperti warna cerah dan jingga.
Nah itulah Kunci Jawaban Tugas Bahasa Indonesia Tentang Kaidah Bahasa dan Makna Cerpen. jika ada dirasa masih belum faham bisa langsung komen ya. akhir kata, sampai jumpa di postingan kunci jawaban lainnya.
Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Peta Situs